Kamis, 29 Agustus 2013
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,
sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang
lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan
agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat
diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan,
hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,
teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana
kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau
kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras,
kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat
bertukar pikiran. Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara
baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir,
kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah
dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini
sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e,
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal,
e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi
Peran Teknologi Informasi Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor
teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling
dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi
pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam
bidang-bidang antara lain : Bidang pendidikan(e-education) Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari
pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih
terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis
proyek “Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan
Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling
Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Ramalan
para cendekiawan sebagai berikut : 1. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa
pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan
dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor
jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. 2. Mason R. (1994)
berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh
jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi,
bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang
antara di kaya dan si miskin. 3. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa
teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan
secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang
sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. 4. Alisjahbana I. (1966)
mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan
bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”. Teknik pengajaran baru akan
bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner. 5. Romiszowski
& Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia
Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan asinkron. Dari ramalan dan
pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih
bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait
pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif. Kecenderungan
dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah: Berkembangnya
pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu
dimasukan sebagai strategi utama. Dalam Bidang Pemerintahan
(e-government) E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi
oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang
mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan
kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara
publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet,
lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya
e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan
teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru
seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan
G2G (Government to Government). Bidang Keuangan dan Perbankan Saat ini
telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang
tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi
telah memanfaatkan layanan perbankan modern. Untuk menunjang
keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank,
sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses
dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada
teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat
menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank
tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer
uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja,
semua transaksi dapat dilakukan. Perkembangan teknologi informasi
Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam
memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan
perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN
dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data.
Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus
meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang
memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang;
juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih
sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Diperlukan
suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan mewujudkan
masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang dapat menyediakan
akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil
dan merata, meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara
optimal, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kualitas
dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan pemanfaatan
infrastruktur teknologi informasi, termasuk penerapan peraturan
perundang-undangan yang mendukungnya; mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi. sumber :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar